GARIS WAKTU
Ini adalah kutipan sebuah novel yang berjudul Garis Waktu yang ditulis
oleh Fiersa Besari.
Aku merasa tersentuh
dengan novel ini karena apa yang diceritakan pada novel ini terjadi juga pada
diriku sendiri, maka dari itu aku mencoba mengkutip yang beliau tuliskan
didalam novel tersebut yang sama halnya dengan kejadian pada hidupku.
Aku selalu berharap kau membaca ini, karena aku mengutip semua ini
untuk kutujukan padamu. Bagaimana dengan pertemuan kita yang secara sederhana
dan manakala akupun tak pernah menyangka bahwa aku akan menyukaimu dalam diam
seperti ini. menunggu waktu yang tepat untuk mengungkapkan.
Dan untuk mengungkapan
hal tersebut aku membutuhkan keberanian diri. Keberanian diriku tak bisa
kudapatkan dengan mudah. Aku begitu menyukaimu. Sampai-sampai aku begitu takut
jika aku ungkapkan, aku malah akan kehilanganmu. Mengertilah...
Aku mengambil banyak
jalan dan resiko untuk bisa mendapatkanmu. Jika tidak terjadi hal seperti
kemarin, mana mungkin kau akan menjadi milikku seperti sekarang ini. walaupun
banyak resiko dan penyesalan yang menghantuiku dan menghantuimu secara
tiba-tiba, akan tetapi aku tidak terlalu menyesal, karena aku mendapatkanmu,
aku tahu isi hatimu, aku tau kau pun juga menyukaiku, dan sekarang ini aku
menjadi milikmu. Sama sekali aku tidak menyesal.
Pada sebuah garis waktu
yang merangkak maju,
Akan ada saatnya kau
bertemu dengan satu orang yang mengubah hidupmu untuk selamanya.
Kemudian satu orang
tersebut akan menjadi bagian besar dalam agendamu.
Dan hatimu takkan
memberikan pilihan apapun kecuali jatuh cinta,
biarpun logika terus
berkata bahwa resiko dari jatuh cinta adalah terjelembab didasar nestapa.
DIMENSI TENTANGMU PADA SEBUAH GARIS WAKTU...
Pernahkah kau ada dititik dimana
hidupmu begitu teratur, melakukan segala yang kau mampu untuk menjadi seragam,
berharap semua akan baik-baik adanya, namun tetap merasa ada yang hilang?
Seolah, ada satu kepingan puzzle yang tak juga melengkapi teka-teki yang kau
ciptakan sendiri.
Malam-malamku hanya berisi
kumpulan tugas yang harus rela kubagi dengan jam tidur. Dan pagi-pagiku
hanyalah repetisi membosankan untuk mengenyangkan logika. Aku lupa bahwa
bintangpun bernyawa, hutanpun bernapas, dan kita diciptakan untuk melakukan
hal-hal yang lebih besar dari sekedar rutinitas harian. Aku lupa bahwa kita
semua terkoneksi, bahwa cinta sepatutnya menjadi bahan bakar agar kita tetap
melangkah. Garis besarnya, aku lupa caranya menjadi manusia.
Dan kemudian kau datang...
Kau menjadi seseorang yang
memporak-porandakan jagat rayaku. Dengan cara yang termanis, kau memintaku
untuk merasakan dan menyusuri segala hal yang cepat atau lambat akan berakhir.
Diantara perjumpaan dan selamat
tinggal, kita pernah sekuat tenaga berjuang menyatkan perbedaan, meski diakhiri
dengan kerelaan untuk menyerah. Di antara perjumpaan dan selamat tinggal, kau
dan aku pernah menjadi kita.
PERJUMPAAN YANG SEDERHANA
Kota ini sedang dilanda gerimis takkala jalan hidupku
ditakdirkan untuk berubah selamanya. Adalah matamu yang pertama kali berbicara,
menembus pertahananku secara membabi buta. Kau diamkan tanganmu didalam
jabatanku selama beberapa detik. Aku idamkan tanganku didalam genggamanmu untuk
selamanya. Segala keteraturan yang kubangun selama ini, runtuh dalam sekejap.
Padahal, perjumpaan kita begitu sederhana, tidak sedramatis kisah-kisah yang
didongengkan para pujangga. Meski begitu bagiku kau ISTIMEWA, melebih apa yang
mampu digambarkan susastra.
Jangan tanya kenapa? Logika telah mati. Ajukan saja pertanyaan
muluk itu kepada jantungku yang berdebar saat tenggelam dalam senyumanmu.
Kau pamit undur, menyisakan wangi yang pekat mewarnai udara.
Tanpa mau bertanggung jawab, kau tinggalkan aku termabuk sendirian. Jika
kasmaran adalah narkotik, maka kau adalah bandarnya. Dan aku bagaikan pecandu
yang rela menggadaikan jiwa demi menatap matamu sekali lagi saja.
Jatuh cinta tidak
mengenal “tipe”
Kau takkan peduli fisik
dan isi kepalanya.
Yang kau tahu hanyalah:
Jantungmu akan berdebar kencang bila
berada di dekatnya.
Aku
senang wangimu yang tertinggal disela kalimat manis yang berpenggal-penggal.
Diantara reruntuhan kenangan yang memantu, wangimu adalah sebuah mesin waktu.
Aku
suka matamu yang penuh hasrat, dan itu membuat ku melangkah pergi darimu terasa
sangat berat. Dengan mata itu kau memandang alam semesta, dengan mata itupula
kau menjadikanku tak mampu berkata-kata.
Lambat
laun kusadari, beberapa rindu memang harus sembunyi-sembunyi. Bukan untuk
disampaikan. Beberapa rasa memang harus dibiarkan menjadi rahasia. Bukan untuk
diutarakan, hanya untuk disyukuri keberadaannya.
ZONA PERTEMANAN (November, tahun pertama)
Aku
ingat pertama kali melihatmu, kau masuk ke dalam hidupku tanpa permisi,
berputar-putar bagai gasing didalam pikiranku. Entah kau milik siapa, hatiku
keras kepala.
Ceritakanlah
tentang harimu. Berbincanglah sampai salah satu dari kita tertidur. Aku tidak
akan bosan dengan semua yang kau ketik. Betapa sering aku menduga-duga adakah
kode yang tersirat dalam kolom chat kita?
Aku
tidak mau berdrama, tetapi aku tidak bisa mengeluarkanmu dari kepalaku. Aku
tergila-gila hinga tak tahu lagi mesti beruat apa. Ini semacam hasrat purba
yang lebih tua dari manusia. Jika kau percaya akan jodoh, mungkin ini adalah
contohnya. Dan aku tidak berbicara perihal parasmu atau apa yang engkau punya.
Ada sesuatu tentangmu yang membuatku merasa baik-baik saja, entah apa..
Dulu
Kau selalu membuatku jujur mengenai segala hal, kecuali satu; perasaanku .
andai saja aku mampu memberitahumu saat itu, tapi aku terlalu takut akan
reaksimu yang tidak sesuai dengan imajinasiku selama ini. Bukankah fiksi lebih
meninabobokan dibandingkan dengan kenyataan? Bukankah kita adalah dua orang
yang terlanjur menikmati berkubang dalam zona pertemanan? Tubuh kita berlumur
HARAPAN PALSU. Tanganku menggapai-gapai mencari jalan keluar, sementara
tanganmu mencegahku kemana-mana.
Tunggu sebentar. Izinkan aku keluar dari zona pertemanan kita
untuk sejenak. Akan kutunjukan padamu sebuah gerbang menuju dunia paralel.
Didunia pararel, keadaanya akan jauh berbeda. Walau begitu kau tahu aku akan
tetap menjadi orang yang sama, yang merindukanmu dengan sederhana, mengejarmu
dengan wajar, menyayangimu dengan luar biasa, dan menyakitimu dengan mustahil.
Ada ketulusan yang selalu datang
menyapamu setiap hari.
Kaunya saja yang menolak
Untuk melihat dan lebih memilih
Untuk menatap kearah lain.
Desember, tahun pertama...
Aku berharap kau belajar lagi berbahagia. Jangan khawatir
mengenai kabarku, aku masih mencoba untuk baik-baik saja. Memamerkan senyum
palsu untuk seorang badut sepertiku adalah hal biasa.
Betapa kau riang setiap kali aku menghiburmu dengan hidung
tomatku. Tawamu lepas, matamu berbinar.
Ketidaktegasan adalah sesuatu yang ada diantara kau dan aku.
Kurang ajarkah jika hatiku berharap lebih. Setiap kali kau menyandarkan kepala
lelahmu dibahuku? Kau memang mahir menuai harapan dihatiku. Menaruh harapan
padamu seakan menggenggam duri-duri dibatang mawar, membuatku berdarah. Tapi
aku tak kunjung pergi. Bak orang dungu, aku bisikan kata-kata rindu,
menitipkannya diketiak malam, sebelum rindu itu terlampir pagi hari didepan
pintu kamarmu.
Menaruh
hati diatas
Ketidakpastian
sikap
Sama
saja dengan menaruh
Tangan
ditangan seseorang
Yang
sama sekali tidak ingin
Menggenggam.
PELARIAN...
Aku selalu menganggap, rela menunggu seseorang itu tidak
berarti bodoh, itu hanya berarti teguh pendirian. Karena sekuat apapun kita
menyangkal sesuatu yang dikatakan oleh hati, sekuat itu pula hati kita akan
berusaha mendesak.
Sampai kapan aku harus begini? Sampai nyaliku terkumpul untuk
kau empaskan? Atau sampai kau terbang lagi menuju pelukan yang lainnya? Aku
ingin kau rindukan, aku ingin kau kejar, aku ingin kau buatkan puisi. Lalu aku
akan bertingkah tak peduli agar kau tahu rasanya jadi aku.
Nyata yang menyakitkan
Jauh lebih baik
Daripada fiksi yang
Menyenangkan.
Januari, Tahun kedua
Aku ingin memperkenalkanmu kepada satu makhluk pecicilan yag
tidak bisa diam bernama “Hati”. Kebetulan dia milikku, dan kebetulan juga dia
mengejarm. Hatiku memang gila. Sekuat apapun aku melarangnya untuk berlari ke
arahmu, dia akan tetap berlari hanya untuk memelukmu.
Jatuh hati tidak pernah bisa memilih.
Tuhan yang memilihkan
Kita hanyalah korban.
Kecewa adalah konsekuensi
Bahagia adalah bonus.
Menjadikanmu Poros Semesta
Februari, tahun kedua
Adalah malam yang membuat pagi belajar bersinar. Adalah
hening yang membuat bising belajar mendengar. Adalah sejarah yang membuat masa
depan belajar menghargai. Adalah luka yang membuat sehat belajar bersyukur.
Adalah patah hati yang membuat jatuh hati belajar mendarat. Adalah kau yang
membuat aku belajar menjadi aku.
Dan disinilah aku, memutuskan untuk berterus terang mengenai
segala yang terpendam selama ini. apapun reaksimu, aku sudah siap. Aku lelah
sembunyi-sembunyi memikirkanmu. Mungkin kaupun sudah lelah pura-pura tidak tahu
kalau aku memang memikirkanmu. Lalu terlalu tinggikah harapanku jika ingin
bersandin disebelahmu? Walau persandingan tersebut bukan semata-mata untuk
mengikatmu, melainkan untuk membahagiakanmu. Hanya itu yang terpenting.
Akan tiba saatnya
Kita temukan alasan paling tepat
Untuk berjuang.
Jika telah tiba, genggam erat.
Sesuatu yang istimewa takkan
Datang dua kali
Jatuh cinta memang tak pernah direncanakan, tapi membina
sebuah komitmen, butuh perencanaan. Mabuk kepayang itu mudah, kau hanya perlu
mereguk suka cita sebanyak-banyaknya. Yang sulit itu menghadapi resiko terjaga
dari mabuk tanpa ada siapapun disebelahmu. Jatuh cinta itu mudah, kau hanya
perlu terpanah asmara, lalu jatuh. Yang sulit itu menghadapi resiko sendirian
dengan hati yang terluka. Kasmaran itu mudah, kau hanya perlu senyam-senyum
sendiri setiap akan berangkat tidur. Yang sulit itu menghadapi resiko terbangun
dengan hati yang patah tanpa ada yang mampu merekatkan kembali.
Kenapa ak mau menghadapi semua resiko itu? Karena duduk
disebelahmu sambil memandangimu matamu , merasakan jantungku ingin meledak,
lalu melihat senyumanmu menghentikan duniaku, resiko apa pun jadi tak berarti
untuk ditemph. Bersamamu, kesulitan-kesulitan tersebut menjadi tiada.
Dibelakangmu ada rasa sakit, didepanmu ada kisah baru,
disebelahmu ada aku yang takkan pergi. Kau hanya perlu mengubah caramu melihat.
Susah dan senang, jauh dan bangun, gembira dan terluka, aku
bersamamu. Aku bersamamu untuk menuntun, bukan menuntut, menggandeng, bukan
menarik paksa, mempercayai, bukan mencurigai, membahagiakan, bukan
membahayakan. Jadi jangan menyerah.... jangan hari ini.
Tidak perlu bersama selamanya.
Selamanya itu terlalu lama,
Seumur hidup saja.
Untukku, itu sudah lebih dari cukup.
Cinta membuatmu bertekuk lutut.
Jika ia merendahkanmu, tinggalkan
Jika ia rela bertekuk lutu bersamamu
Jangan lepaskan.
PERBEDAAN
Maret, tahun kedua...
Perbedaan itu indah. Sebah hubungan yang dilandasi oleh
perbedaan akan sangat menyenangkan. Berbagi perspektif baru, ilmu baru, wawasan
baru. Tapi, sebuah hubungan harus mempunyai visi dan misi yang sama.
Lantas bagaimana dengan kau dan aku?
Kau dan aku berasal dari planet yang berbeda. Diplanetmu,
waktu berjalan cepat. Kau tergesa-gesa melakukan banyak hal sekaligus,
hutan-hutanmu terbuat dari beton. Gunung-gunungmu terbat dari pencakar langit.
Sementara sang waktu diplanetku berjalan lambat hngga aku terlalu sering
menatap gemintang. Hutan-hutanku terbuat dari pohon-pohon, gunung-gunungku
terbuat dari lava yang terendao. Saat itu, alam semesta kita bertubrukan. Kita
berkenalan,menyenangkan ketika senja menguning diantara jalanan, kita berdua tahu
bahwa planet kita sedang bertemu.
Kita memang berasal dari planet yang berbeda. Kita memang
berasal dari latar belakang yang berbeda. Kita memang berasal dari kebiasaan
yang berbeda. Namun detik dimana
kelingking kita saling terkait, mata kita saling menatap, dan jantun kita
seirama, aku tahu masa depan kita sama. Tanpa memedulikan planet kita yang
berbeda. Mimpi kita sama. Selama kau dan aku bisa memperjuangkan apa yang kita
berdua rasakan, sesulit apapun itu, aku yakin akan ada jalanya.
Mencari
teman hidup bukan menyoal tampang, harta apalagi gelar. Tapi tentang seseorang
yang mau duduk bersamamu sampai rambut memutih dan raga tak mampu lagi berbuat banyak.sayangnya kita sering
kali terdistorsi. Kita lupa bahwa sebenarnya berkomitmen itu tentang komunikasi.
Bicara mengenai komitmen, aku pernah takut dengan kata komitmen.
Menurutmu apa itu cinta?
Cinta adalah reaksi kimia, sebuah efek yang ditimbulkan oleh
feromon, endorphin, dan serotonim yang kelak mungkin saja menghilang.
Iya, cinta bisa menghilang. Lantas, kenapa kakek dan nenek
kita bisa bertahan hidup berdua sampai mereka meninggal? Karena saat cinta
menghilang, mereka punya sesuatu yang disebut kasih sayang, keterbiasaan,
empati, dan tentu saja komunikasi. Jadi untukmu, aku tidak tahu sampai kapan
aku bisa jatuh cinta padamu. Tapi aku jamin, aku akan jadi orang yang terbangun
disebelahmu dan mengatakan “ hidup akan baik-baik saja selama kita memiliki
kita.”
Karena.... aku menyayangimu
Tanpa ‘karena’
Komentar
Posting Komentar