TUGAS
PEREKONOMIAN INDONESIA (SOFTSKILLS)
PERTUMBUHAN
DAN PEMBANGUNAN EKONOMI
DISUSUN OLEH :
1.
ALVIAN YUDHA
OKTAVIANTO (20216646)
2.
CHRISTIAN ERICKSON
(21216603)
3.
DWI RIZQI NADZIROH
PUTRI (22216202)
4.
HILDA CHOERUNISAH
(23216306)
5.
ISA RAMADHAN (23216607)
6.
JIHAN ARIJ HUSNA
(23216724)
7.
LIDIA MUTIKA
(24216041)
8.
MUHAMMAD FAUZY (2216843)
9.
RACHMAH AULIAWATI
(28216446)
10. RISKI SEPTIANI (26216489)
1.
Jelaskan pengertian
Pertumbuhan dan pembangunan indonesia
Jawab :
Pertumbuhan ekonomi adalah suatu
kondisi dimana terjadi peningkatan produk domestic bruto dari suatu Negara atau
daerah. Pertumbuhan ekonomi dikatakan meningkat apabila persentase kenaikkan
Produk Domestic Bruto (PDB) pada suatu periode lebih besar dari periode
sebelumnya. Kenaikkan PDB tersebut tidak disertai perhitungan persentasenya
terhadap tingkat pertumbuhan penduduk. Jadi pertumbuhan ekonomi adalah suatu
keadaan dimana terjadi kenaikkaan PDB pada suatu Negara tanpa memandang apakah
kenaikkan tersebut apakah lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan
penduduk.
Pembangunan ekonomi merupakan suatu
proses yang bertujuan untuk menaikkan produk domestic bruto suatu Negara atau
daerah dalam jangka panjang. Kenaikkan PDB tersebut lebih besar daripada
tingkat pertumbuhan penduduk. Singkatnya, pembangunan ekonomi adalah suatu
proses yang bertujuan untuk menaikkan PDB suatu Negara atau daerha melebihi
tingkat pertubuhan penduduk. Di dalam pembangunan ekonomi kenaikkan pendapatan
masyarakat diikuti pula oleh perubahan dalam struktur social dan sikap
masyarakat. Selain kenaikkanpendapatan, tujuan pembangunan ekonomi adalah
perbaikkan kondisi di luar aspek ekonomi, seperti perbaikkan lembaga
pemerintah, perbaikkan sikap, dan usaha memperkecil jurang pemisah antara kaya
dan miskin.
Professor Dudley Seers menegaskan
bahwa keberhasilan pembangunan ekonomi dientukan oleh tiga pertanyaan berikut :
a. Apakah
pembangunan itu telah mengurangi kemiskinan?
b. Apakah
yang dilakukan terhadap pengangguran?
c. Apakah
yang dilakukan terhadap kesenjangan?
Dengan demikian, menurut Profesor
Dudley Seers, suatu pembangunan ekonomi dikatakan berhasil apabila pendapatan
per kapita masyarakat meningkat (kemiskinan berkurang), tingkat pengangguran
berkurang, dan kesenjangan antara kaya dan miskin mengecil.
Pada dasarnya, teori pertumbuhan
ekonomi dikelompokkan menjadi beberapa aliran, yaitu aliran klasik, neoklasik,
neo-keynes, dan beberapa tokoh lainnya.
A. Aliran
Klasik
1. Adam
Smith
Adam Smith melihat pembangunan
ekonomi sebagai proses pertumbuhan ekonomi dengan memanfaatkan mekanisme pasar.
Suatu perekonomian akan tumbuh dan berkmebang jika mekanisme pasar berjalan
dengan sempurna. Akumulasi modal akan berpengaruh secara langsung maupun tidka
langsung terhadap pertumbuhan ekonomi. Pengaruh langsung tejadi karena
pertambahan factor produksi yang akan meningkatkan output (produksi barang dan
jasa). Pengaruh tidak langsung dari modal terhadap output adalah berupa
peningkatan produktivitas melalui pembagian kerja atau spesialisasi. Semakin
besar modal, semakin besar dimungkinkannya pembagian kerja dan semakin tinggi juga
produktivitas pekerja. Dalam jangka panjang akan mendorong pertumbuhan ekonomi
sampai posisi stationer, yaitu suatu kondisi jika sumber daya alam sudah
sepenuhnya dimanfaatkan. Walaupun ada pengangguran, hanya bersifat sementara,
sehingga peran pemerintah diharapkan seminimal mungkin dalam perekonomian.
2. David
Ricardo
Ricardo memusatkan perhatian pada
peranan penduduk dalam pertumbuhan ekonomi. Dengan kata lain, output nasional
(GDP) tergantung atau ditentukan semata-mata oleh jumlah penduduk sebagai tenaga
kerja. Ricardo menyatakan bahwa jumlah penduduk ditentukan oleh tingkat upah
yang berlaku. Jika tingkat upah diatas tingkat subsisten (pas-pasan untuk
bertahan hidup), jumlah penduduk dan tingkat kesejahteraan akan cenderung
meningkat. Dan begitupun sebaliknya. Oleh karena itu, terbatasnya sumber daya
alam (tanah) dan output tergantung pada jumlah penduduk, diperkirakan dalam
jangka panjang output nasional cenderung konstan. Keterbatasan factor produksi
tanah akan membatasi pertumbuhan ekonomi suatu Negara dan hanya bias tumbuh
sampai batas tertentu yang mungkin tercapai oleh sumber alamnya, dalam hal ini
tanah.
3. Thomas
Robert Malthus
Malthus membahas keterkaitan antara
pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi. Ekonomi hanya tumbuh dalam jangka
panjang jika pertumbuhan penduduk lebih rendah dari pertumbuhan output (pangan
atau produksi). Menurut Mlathus, pertumbuhan penduduk yang mengikuti deret
ukur, sementara pertumbuhan pangan atau produksi hanya mengikuti deret hitung,
akan menyebabkan tingkat perekonomian generasi mendatang cenderung buruk.
Dalam arti, generasi mendatang akan
kekurangan pangan. Hal itu dapat diatasi jika pertumbuhan penduduk
dikendalikan.
B. Aliran
Neoklasik
Tokoh yang terkenal dari aliran ini
adalah Robert M. Solow (1970) dan rekannya, Trevor W. Swan (1956) dari
Australia. Model Solow-Swan menggunakan unsur pertumbuhan penduduk, akumulasi
modal, kemajuan teknologi dan besarnya output yang saling berinteraksi.
Pertumbuhan ekonomi menurut mereka adalah suatu proses yang berlangsung dengan
perimbangan di antara factor-faktor produksi.
C. Aliran
Neo-Keynes
Yang membahas teori pertumbuhan
ekonomi ini adalah Roy F. Harrod (1948) di Inggris dan Evsey D. Domar (1957) di
Amerika Serikat. Teori Harrod dan Domar adalah perkembangan langsung dari teori
ekonomi makro Keynes jangka pendek menjadi teori jangka panjang. Aspek utama
yang dikembangkan oleh mereka dari teori Keynes adalah yang menyangkut hubungan
antara tabungan, investasi, dan pendapatan dalam dinamika pertumbuhan ekonomi.
Menurut Harrod-Domar, investasi tidak hanya berpengaruh terhadap permintaan
agregat, tetapi juga penawaran agregat. Dalam jangka panjang investasi akan
menambah modal. Ini berarti peningkatan kapasitas produksi (output) masyarakat.
Menurut Harrod-Domar, ketidakstabilan dalam perekonomian merupakan hal yang
tidak terelakkan dan akan mengganggu keseimbangan, sehingga investasi
pemerintah sangat diperlukan.
2.
Jelaskan perbedaan
pertumbuhan dengan pembangunan?
Jawab :
Pertumbuhan ekonomi
1. Merupakan
proses naiknya produk per kapita dalam jangka panjang.
2. Tidak
memperhatikan pemerataan pendapatan.
3. Tidak
memperhatikan pertambahan penduduk
4. Belum
tentu dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat.
5. Pertumbuhan
ekonomi belum tentu disertai dengan pembangunan ekonomi
6. Setiap
input dapat menghasilkan output yang lebih
Pembangunan Ekonomi
1. Merupakan
proses perubahan yang terus menerus menuju perbaikan termasuk usaha
meningkatkan produk per kapita.
2. Memperhatikan
pemerataan pendapatan termasuk pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya.
3. Memperhatikan
pertambahan penduduk.
4. Meningkatkan
taraf hidup masyarakat.
5. Pembangunan
ekonomi selalu dibarengi dengan pertumbuhan ekonomi.
6. Setiap
input selain menghasilkan output yang lebih banyak juga terjadi perubahan –
perubahan kelembagaan dan pengetahuan teknik.
3.
Contoh kasus
pertumbuhan di indonesia?
Jawab :
a. Indonesia
menempati posisi ke-4 jumlah penduduk terbesar di dunia setelah China, India
dan Amerika Serikat (AS). Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun
2010, jumlah penduduk Indonesia mencapai 237.641 juta jiwa. Dari sensus tahun
ke tahun sejak 1971-2010, jumlah penduduk di Indonesia semakin bertambah.
Selain jumlah penduduknya yang besar, luas negara kepulauan dan tidak meratanya
penduduk membuat semakin banyak permasalahan terkait kependudukan di Indonesia.
Permasalahan kependudukan ini apabila tidak dapat diatasi secara dini dapat
menjadi ancaman besar bagi pembangunan di Indonesia, terlebih lagi bagi
pembangunan kualitas manusia Indonesia sendiri. Laporan Human Development Index
(HDI) tahun 2013 yang dikeluarkan oleh The United Nations Development Program
(UNDP) menunjukkan bahwa Indonesia berada di peringkat 121 dari 187 negara di
dunia. HDI sendiri adalah pengukuran perbandingan dari harapan hidup, melek
huruf, pendidikan dan standar hidup untuk semua negara seluruh dunia. Dengan kualitas manusia yang masih tergolong
rendah saat ini, Indonesia dikhawatirkan tidak mampu bersaing di dunia global.
Padahal, dengan jumlah penduduk yang mencapai kurang lebih 240 juta jiwa dan
ditambah dengan kekayaan alam yang berlimpah, sudah sepatutnya Indonesia dapat
menjadi salah satu negara besar di dunia. Bahkan, dengan potensi-potensi yang
ada, dapat diolah dan dibentuk sedemikan rupa sehingga dapat meningkatkan
kualitas manusianya. Menjadikan kita sebagai bangsa yang mandiri dan tidak
bergantung kepada negara lain di berbagai bidang. Saat ini angka kelahiran di
Indonesia terbilang cukup tinggi. Berdasarkan laporan Survei Demografi dan
Kependudukan Indonesia (SDKI) tahun 2012, dapat dilihat bahwa angka kelahiran
total (Total Fertility Rate atau TFR) adalah 2.6 per wanita. SDKI tahun 2012
ini masih jauh dari yang ditargetkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2014, yakni sebesar 2,1 per wanita. Apabila kita melihat ke
belakang, hasil SDKI ini pun mengalami stagnanisasi. Sejak tahun 2002-2003,
hasil SDKI tetap yaitu sebesar 2.6 per wanita. Hal ini menandakan bahwa selama
satu dekade terakhir tidak ada perubahan berarti dalam upaya menekan laju
pertumbuhan penduduk, dan sangat mustahil untuk mencapai angka 2.1 per wanita
pada tahun 2014 nanti. Apabila permasalahan ini tidak segera diatasi, lambat
laun akan terjadi pembludakan penduduk.
b. Indonesia
dibawah kepemimpinan Presiden Jokowi ditempatkan sebagai negara yang tersehat
dalam bidang pertumbuhan menurut Bloomberg. Meski memiliki pergolakan ekonomi
yang cukup besar pertumbuhan ekonomi pada tahun 2016 mampu menembus 5%, lebih
baik dari tahun sebelumnya yang hanya 4,79%. Selain itu rupiah (IDR) pun
menguat sebesar 2,4% terhadap Dollar Amerika (USD), 5,4% terhadap Euro (EUR)
dan 8,6% terhadap Yen (CNY). Walau
Bloomberg memberikan rapor hijau kepada Jokowi namun masih banyak catatan yang
belum terselesaikan. Catatan itu meliputi 3 hal krusial yakni yang pertama
masih tingginya tingkat pengganguran. Meski pengangguran sudah berkurang namun
tidak dipungkiri jumlah pengangguran masih tinggi sebesar 5,61 juta orang.
Kedua adalah angka kemiskinan pun masih cukup tinggi yang mencapai 28,01 juta
orang pada 2016. Data ini sedikit lebih baik dari Maret 2015 yang mencapai
28,59 juta orang. Ketiga ketimpangan masyarakat atau biasa disebut gini rasio
mencapai 0,39 pada Maret 2016, atau turun 0,01 dari kondisi Maret 2015. Dari
keseluruhan data diatas Indonesia memang bukanlah negara terbaik atau pun
tertinggi pertumbuhannya namun paling tidak Indonesia adalah negara yang paling
konsisten dengan pertumbuhannya yang meningkat lambat tapi pasti jika
dibandingkan dengan India yang memiliki pertumbuhan tertinggi pada tahun 2015
yang sebesar 7,5% namun harus inkonsisten dengan turun ke 7,3% pada tahun 2016.
4.
Pendapat mengenai kasus
pertumbuhan di Indonesia!
Jawab :
a. Dengan
jumlah penduduk yang besar yaitu kurang lebih dari 240 juta jiwa, indonesia
menempati posisi ke empat dengan jumlah penduduk terbesar didunia. Dengan
perkembangan penduduk yang begitu beasar indonesia tidak terlepas dengan angka
pengganguran dan angka kemiskinan yang besar pula, hal tersebut dapat kita liat dengan jumlah lembaga pendidikan
yang terbatas serta lapangan kerja yang terbatas pula. Sehingga sebagai
masyarakat indonesia yang penuh kesadaran sudah sepatutnya harus menggurangi
angka kelahiran dengan mnerapkan program pemerintah yaitu KB (kelurga
berencana) dimana program tersebut untuk menekan pertumbuhan penduduk, sehingga
jumlah pengganguran dan angka kemiskinan dapat ditekan lebih rendah lagi.
Transmigrasi merupakan suatu program pemerintah yang berupaya untuk memeratakan
ju lah kepadatan penduduk didaerah tertentu serta memajukan serta membagun
daerah tujuan transmigran agar masyarakat setempat mendapatkan suatu manfaat
yang dibawa oleh transmigran tersebut.
b. Pendapat
kami pertumbuhan seharusnya terus berkembang selama hal itu masih memungkinkan
untuk berkembang, jangan sampai pada beberapa tahun mampu menghasilkan
pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi namun pada tahun seterusnya selalu
mengalami penurunan dan menyebabkan kelesuan ekonomi seperti negara Yunani.
5.
Contoh kasus
pembangunan di Indonesia?
Jawab :
a. KETIMPANGAN
PEMBANGUNAN DI KABUPATEN KEEROM
Keerom berbatasan langsung dengan negara
tetangga Papua New Guinea (PNG). Letaknya tidak jauh dari Kota Jayapura (± 50
km). Arus transportasi dari dan ke Keerom cukup lancar, kecuali ke beberapa
distrik seperti Waris dan Senggi agak sulit karena jalan kurang bagus. Demikian
halnya dengan distrik terjauh, Touwe harus menggunakan pesawat.
Keerom sebelumnya menjadi bagian dari
Kabupaten Jayapura. Seiring geliat pemekaran daerah di tanah Papua, Keerom
menjadi Kabupaten definitif pada 12 April 2003. Semenjak itu genderang
pembangunan ditabuh dan aktivitas pemerintahan dijalankan demi dan untuk
menyejahterakan masyarakat.
Kita selalu mendengar bahwa pemekaran
dimaksudkan sebagai upaya memperpendek birokrasi pelayanan kepada masyarakat.
Artinya, dengan pemekaran diharapkan pelayanan kepada masyarakat dapat
terjangkau. Ide dasar pemekaran sangat mulia, tetapi dalam implementasinya
perlu dikritisi bahkan harus diragukan, karena realitas menunjukkan bahwa
setelah pemekaran, pelayanan kepada masyarakat tetap berjalan di tempat.
Terutama orang Asli Papua kurang mendapat sentuhan pelayanan dan pembangunan.
Situasi ini pun terjadi dan berlangsung
di Kabupaten Keerom, setelah hampir sepuluh tahun dimekarkan, kurang membawa
dampak positif bagi pembangunan
masyarakat, khususnya bagi orang Asli Papua, yang berdomisili di kabupaten ini.
Kita menyaksikan bahwa orang Asli Papua justru semakin termarginal. Lihat saja
kehidupan orang Asli Papua, yang berada di pinggiran pusat pemerintahan
Kabupaten Keerom, seperti Kampung Arso dan Workwana, yang mana masyarakatnya
sangat jauh dari kesejahteraan.
Pada waktu yang sama, kita juga dapat
menyaksikan situasi makmur yang dialami oleh warga transmigrasi di Arso 2, Arso
Swakarsa, dan lokasi trans lainnya. Bahkan pembangunan lebih terfokus ke
daerah-daerah transmigrasi, sementara orang Asli Papua diabaikan.
Contoh konkret adalah sarana jalan di
Arso 2 ditimbun dengan baik, bahkan diaspal hingga ke jalur-jalur perumahan
warga, sedangkan jalan ke daerah pemukiman orang Asli Papua rusak parah.
Listrik di Arso 2 menyala 24 jam, sedangkan di perkampungan orang Asli Papua
belum ada aliran listrik.
Ada banyak contoh ketimpangan
pembangunan dan pelayanan di bidang kesehatan, pendidikan, perekonomian,
perumahan dan lainnya yang memperlihatkan ketidakberpihakan pemerintah terhadap
orang Asli Papua. Rupanya pemerintah lebih berminat melakukan pembangunan dan
perbaikan infrastruktur di daerah perkotaan, yang dikuasai kaum imigran
ketimbang melakukan pembangunan di kampung-kampung yang dihuni oleh orang Asli
Papua.
Jika pola pembangunan demikian tidak
dibenahi, maka akan menimbulkan gapyang amat dalam antara orang Asli Papua
dengan kaum imigran. Orang Asli Papua akan melarat di atas tanahnya, sementara
kaum imigran hidup makmur. Jika kesenjangan sosial ini tetap terpelihara dapat
dipastikan bahwa suatu waktu akan terjadi gesekan sosial yang merugikan banyak
pihak.
Saya mengalami dan menyaksikan bahwa
permasalahan ini berkaitan dengan itikad baik pemerintah untuk memproteksi
orang Asli Papua. Sampai saat ini, belum ada kebijakan untuk memberikan
perlindungan khusus bagi orang Asli Papua Kabupaten Keerom. Mereka tersisih di
tengah gencarnya pembangunan di Kabupaten Keerom. Kita dapat bertanya:
“Pembangunan di Kabupaten Keerom untuk siapa? Hanya untuk kaum imigran kah?
Manakah kekhususan bagi orang Asli Papua?”
Kita turut prihatin atas ketimpangan
pembangunan dan pelayanan yang kurang seimbang antara orang Asli Papua dengan
kaum imigran. Padahal, pada era otsus Papua, seharusnya orang Asli Papua
mendapat perhatian lebih serius dalam seluruh aspek pelayanan. Bukannya untuk
menciptakan kecemburuan sosial, tetapi demi perlindungan, sebagaimana yang
diamanatkan dalam otsus Papua.
Ke depan, pemerintah Kabupaten Keerom
harus memberikan perhatian lebih serius kepada orang Asli Papua yang hidup di
distrik terpencil: Arso Timur, Waris, Senggi, Web dan Touwe. Pemerintah wajib
memperhatikan orang Asli Papua yang hidup di kampung-kampung terpencil dengan
memberikan pelayanan -secara lebih serius-di bidang pendidikan, kesehatan,
perekonomian, perumahan, air bersih, listrik dan infrastruktur jalan yang
memadai.
b. Jalan
Trans-Papua sepanjang 3.720 kilometer telah selesai dibangun.
Proyek jalan di Provinsi Papua dan
Provinsi Papua Barat itu telah mencapai 86 persen dari total 4.325 kilometer.
Trans-Papua penting untuk membuka konektivitas ke daerah-daerah di dua
provinsi, termasuk yang terisolasi. Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan
Nasional XVIII Wilayah Papua Osman Marbun mengatakan itu saat ditemui di
Jayapura, Rabu (30/11).
Osman mengatakan, 14 persen dari
ruas Trans-Papua yang belum tersambung atau sepanjang 605 kilometer terdapat di
11 ruas, yakni Sorong-Manokwari, Manokwari-Nabire, Nabire-Enarotali-Sugapa,
Sugapa-Beoga-Ilaga, Wamena-Jayapura, Wamena-Kenyam, Kenyam-Deikai,
DeikaiOksibil, Oksibil-Waropko, Waropko-Tanah Merah-Merauke, dan
Waigete-Timika. "Hingga akhir tahun ini, pembukaan 11 jalan itu belum
terealisasi karena sejumlah faktor. Misalnya kebijakan pemotongan anggaran dari
pusat sehingga penyediaan bahan baku seperti jembatan terkendala. Ditargetkan
pada 2018, jalan Trans-Papua selesai," kata Osman.
Salah satu yang sedang dikerjakan
adalah Batas Batu-Mamugu-Kenyam-Wamena yang menjadi bagian ruas Wamena-Kenyam
sepanjang 278,6 kilometer. Namun, pihak Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat baru menganggarkan Rp 361 miliar untuk pembukaan ruas jalan
tersebut. Pihak Balai Jalan XVIII masih membutuhkan Rp 885 miliar untuk
pembangunan 45 jembatan yang terdiri dari 8 jembatan rangka baja dan 37
jembatan kayu. "Saat ini, pembukaan jalan dari Batas Batu-Mamugu sepanjang
24 kilometer sudah mencapai 74 persen, sedangkan Kenyam ke Wamena sepanjang 114
kilometer telah 85 persen. Kami hanya membangun 45 jembatan untuk menyambungkan
ruas jalan ini," tutur Osman.
Selain anggaran terbatas, faktor
keamanan turut menghambat pembukaan jalan Trans-Papua. Misalnya, jalan
Trans-Papua yang menghubungkan Kabupaten Puncak ke Puncak Jaya. Pengerjaan ruas
jalan itu terhenti pasca insiden penyerangan tujuh pekerja PT Modern di Desa
Agenggeng pada 15 Maret 2016. Empat pekerja tewas dalam peristiwa itu, yakni
Andarias Demena, Daud Demena, Yohanis Tikuramba, dan David Demena.
Pejabat Pelaksana Kegiatan Balai
Jalan Nasional X Wilayah Papua dan Papua Barat Vinsensius Sihotang, di
Jayapura, mengatakan, PT Modern telah membuka Jalan Sinak-Mulia sepanjang 4,6
kilometer dari total 10 kilometer. "Jika tak ada gangguan di lapangan,
pembukaan jalan akan selesai pada akhir November," katanya. Vinsensius
menambahkan, total ruas jalan Trans-Papua dari Sinak hingga Mulia yang belum
dibuka sepanjang 31,4 kilometer. Pihak balai telah menargetkan pengerjaan jalan
tersebut pada tahun 2017.
Asisten II Bidang Perekonomian dan
Pembangunan Pemerintah Provinsi Papua Elia Loupatty mengatakan, pembukaan jalan
Trans-Papua sangat dibutuhkan masyarakat Papua di daerah pedalaman. Jalan akan
memperlancar transportasi darat dan berimbas menurunnya harga barang kebutuhan
pokok. "Kami berharap pemerintah pusat memprioritaskan program pembukaan
jalan Trans-Papua secepatnya. Infrastruktur ini sangat berharga bagi
kami," kata Elia. Sekretaris Daerah Kabupaten Lanny Jaya Christian
Sohilait, menambahkan, pemerintah harus memikirkan strategi tol udara sebagai
langkah alternatif sebelum pembukaan Trans-Papua rampung.
"Pembukaan jalan Trans-Papua
masih membutuhkan waktu yang lama. Padahal, distribusi barang pokok ke
masyarakat berlangsung setiap hari. Dengan tol udara, kami berharap pemerintah
memperlancar pengurusan izin pesawat perintis dan subsidi biaya
pengiriman," ujar Christian. (FLO) Versi cetak artikel ini terbit di
harian Kompas edisi 1 Desember 2016, di halaman 21 dengan judul "3.720
Kilometer Telah Dibangun".
6.
Pendapat mengenai kasus
pembangunan di Indonesia!
Jawab :
Untuk Mengatasi masalah Pembangunan Daerah menurut
saya adalah sebagai berikut :
1. Pertama,
strategi pembangunan inklusif yang mengutamakan keadilan, keseimbangan dan
pemerataan.
Semua pihak harus dan ikut
berpartisipasi dalam proses pembangunan melalui penciptaan iklim kerja untuk
meningkatkan harkat hidup keluar dari kemiskinan. Seluruh kelompok masyarakat
harus dapat merasakan dan menikmati hasil-hasil pembangunan terutama masyarakat
yang tinggal di kawasan perbatasan, kawasan perdesaan, daerah pedalaman, daerah
tertinggal dan daerah pulau terdepan.
2. Kedua,
strategi pembangunan berdimensi kewilayahan.
Strategi pembangunan wilayah
mempertimbangkan kondisi geografis, ketersediaan sumber daya alam, jaringan
infrastruktur, kekuatan sosial budaya dan kapasitas sumber daya manusia
menyebabkan yang tidak sama untuk setiap wilayah.
3. Ketiga,
penyediaan prasarana dan sarana, peningkatan SDM, pusat-pusat penelitian,
pembangkit listrik dan penyediaan air bersih; serta perbaikan pelayanan sesuai
standar pelayanan minimal.
Dalam upaya mendukung percepatan
pembangunan wilayah, kebijakan pembangunan wilayah diarahkan untuk:
1. Pengembangan
kawasan strategis dan cepat tumbuh.
2. Pengembangan
daerah tertinggal, kawasan perbatasan, dan rawan bencana.
3. Pengembangan
kawasan perkotaan dan perdesaan, dan
4. Penataan
dan pengelolaan pertanahan agar tidak terjadinya ketimpangan pembangunan
daerah.
Pembangunan sangat dipengaruhi oleh
para pelaksana pembangunan, yaitu pemerintah dan warga masyarakat (berupa
dukungan kepada kebijakan pemerintah). Komunikasi juga menentukan berhasil
tidaknya pembangunan, baik komunikasi melalui media massa maupun secara langsung
oleh para pemimpin setempat. Adanya kerjasama antara pemerintah dengan
masyarakat harus diciptakan agar pembangunan dapat berjalan dengan lancar dan
mencapai hasil yang maksimal.
SUMBER
:
S,
Alam. 2006. Ekonomi Untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Arifin,
Imamul dan Giana Hadi Wagina. 2007. Membuka Cakrawala Ekonomi. Bandung: PT.
Setia Purna Inves
http://www.liputan6.com/tag/pembangunan-infrastruktur
https://id.wikipedia.org/wiki/Pembangunan_ekonomi
http://www.katapengertian.com/2016/01/pengertian-pembangunan-dan-pertumbuhan.html
http://www.beritametro.co.id/opini/membangun-manusia-berkualitas
http://sosbud.kompasiana.com/2012/12/03/ketimpangan-pembangunan-di-kabupaten-keerom-papua-catatan-realitas-sosial-di-keerom-513709.html
http://politik.kompasiana.com/2013/04/06/sekelumit-tentang-pembangunan-daerah-tertinggal-548666.html
Komentar
Posting Komentar