Pengamatan, cara menjalankan dan analisa pada Usaha Kecil dan Menengah
Pengamatan dan Cara Menjalankan pada
Usaha Kecil dan Menengah
Kepada Dosen Yth : Dodi Arif
Mata Kuliah : Pengantar Bisnis
Tugas : 5
Nama : Rachmah Auliawati
NPM : 28216446
Kelas : 1EB16
A. Latar Belakang
Usaha kecil merupakan bagian integral
dari dunia usaha nasional yang mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang
sangat strategis dalam mewujudkan tujuan pembangunan nasional.
Mengingat peranannya dalam
pembangunan, usaha kecil harus terus dikembangkan dengan semangat kekeluargaan,
saling isi mengisi, saling memperkuat antara usaha yang kecil dan besar dalam
rangka pemerataan serta mewujudkan kemakmuranyang sebesar-besarnya bagi seluruh
rakyat Indonesia. Untuk mewujudkan tujuan tersebut pemerintah dan masyarakat
harus saling berkejasama. Masyarakat sebagai pelaku utama pembangunan dan
pemerintah berkewajiban mengarahkan, membimbing, melindungi serta menumbuhkan
iklim usaha.
Senada dengan hal tersebut, menurut
Sri Redjeki Hartono, dalam rangka meningkatkan kemampuan usaha yang berskala
kecil harus dibarengi dengan kebijakan berupa beberapa upaya secara sistematis
antara lain yaitu :
1. Menyediakan perangkat peraturan
yang sifatnya :
·
Mendorong
terjadinya kerjasama/kemitraan.
·
Menciptakan
bentuk kerjasama/kemitraan.
·
Memberi kemudahan
dalam rangka terciptanya kerjasama/kemitraan.
2. Membentuk wadah-wadah kerjasama/kemitraan
secara formal antara departemen, jawatan dan instansi yang bersifat teknis dengan
pengusaha-pengusaha swasta (menengah dan kecil).
Kebijakan seperti tersebut di atas,
merupakan wujud dari kehendak untuk melakukan keberpihakan kebijakan hukum
ekonomi kepada usaha kecil dan menengah, tetapi tentu saja tanpa mengabaikan
peranan usaha besar dan Badan Usaha Milik Negara. Seperti kita ketahui bahwa
kegiatan ekonomi di Indonesia secara simultan dilakukan oleh Badan-Badan Usaha
Milik Negara, Badan-Badan Usaha Swasta dan Koperasi yang merupakan pendukung bangun
ekonomi Indonesia. Adapun pengaturan mengenai kemitraan sampai saat ini masih menggunakan
dasar atau pijakan hukum produk Orde Baru yaitu Undang – Undang Nomor 9 Tahun
1995 tentang Usaha Kecil dan Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 1997 tentang
Kemitraan.
Selanjutnya pengertian dari kemitraan
dalam Pasal 1 point 8 Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995 diartikan sebagai :
“Kerjasama usaha antara Usaha Kecil
dengan Menengah atau Usaha Besar disertai pembinaan dan pengembangan oleh Usaha
Menengah atau Usaha Besar dengan memperhatikan prinsip saling memerlukan,
saling memperkuat dan saling menguntungkan”.
Dari definisi di atas, mengandung
makna sebagai tanggung jawab moral pengusaha menengah/besar untuk membimbing
dan membina pengusaha kecil mitranya agar mampu mengembangkan usahanya sehingga
mampu menjadi mitra yang handal untuk menarik keuntungan dan kesejahteraan
bersama. Dalam pedoman pola hubungan kemitraan, mitra dapat bertindak sebagai
Perusahaan inti atau Perusahaan Pembina atau Perusahaan Pengelola atau
Perusahaan Penghela, sedangkan Plasma di sini adalah Petani Tembakau.
Pola inti plasma dalam Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil, adalah sebagai berikut :
Inti plasma merupakan hubungan
kemitraan antara usaha kecil dengan usaha menengah atau usaha besar yang di
dalamnya usaha menengah atau usaha besar bertindak sebagai inti dan usaha kecil
selaku plasma, perusahaan inti melaksanakan pembinaan mulai dari penyediaan
sarana produksi, bimbingan teknis, sampai dengan pemasaran hasil produksi.
Di dalam pelaksanaan kemitraan pola
inti plasma, perlu lebih cermat diperhatikan pola hubungan kelembagaan antar
mitra sebab secara umum memang harus disadari bahwa dalam kemitraan bertemu dua
kepentingan yang sama tetapi dilatarbelakangi oleh kemampuan manajemen,
kekurangpahaman dalam pengetahuan hukum, serta permodalan memang sangat rentan
untuk menjadi korban dari perusahaan inti yang jelas-jelas mempunyai latar
belakang yang lebih kuat.
B. Kerangka Pemikiran
Usaha Kecil dan
Menengah disingkat UKM adalah sebuah istilah yang mengacu ke
jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp
200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Usaha ini juga
berdiri sendiri. Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 pengertian
Usaha Kecil adalah: “Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang
usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi
untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.
Bisnis UKM biasanya dijalankan oleh industri kecil
biasanya bermarkas dirumah-rumah dan dikerjakan oleh ibu rumah tangga, namun
jangan salah, meskipun bisnis UKM terglon dalam bisnis standar kecil, tetapi
penghasilan bersih yang didapat per bulan dari bisnis UKM bisa dibilang sangat
menjanjikan bahkan hingga jutaan rupiah. Besarnya penghasilan bersih yang
didapat, beberapa diantaranya adlah karena biaya produksi yag terbilang murah.
Kriteria usaha kecil menurut UU No. 9 tahun 1995
adalah sebagai berikut:
·
Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.
200.000.000,- (Dua Ratus Juta Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha
·
Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.
1.000.000.000,- (Satu Miliar Rupiah)
·
Milik Warga Negara Indonesia
·
Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau
cabang perusahaan yang tidak dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung
maupun tidak langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar
·
Berbentuk usaha orang perorangan , badan usaha yang
tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.
Ada berbagai macam contoh bisnis UKM yang berkembang
dimasyarakat Indonesia, khususnya daerah perkotaan:
Bisni UKM bidang IT
|
Bisnis UKM bidang Kuliner
|
Bisnis UKM bidang Kesenian
|
Bisnis UKM bidang ternak
|
·
Web development
·
Softwere trainer
·
Service gadget
·
Dll
|
·
Bisnis makanan ringan(snack)
·
Bisnis kue kering
·
Bisnis jajanan pinggiran
·
Bisnis bubur ayam
·
Dll
|
·
Usaha menjahit
·
Usaha kerajinan
tangan
·
Dll
|
·
Usaha ternak kambing, ayam, bebek
·
Usaha ternak lele
·
Dll
|
Disini kita akan mengamati bisnis UKM dibidang Kuliner
yaitu:
Usaha Bubur Ayam
Usaha bubur ayam merupaka salah satu bidang yang
banyak digeluti oleh para pengusaha kuliner. Ada beberapa alasan yang memicu
keputusan mereka untuk terjun dalam bisnis ini salah satunya adalah karena
bubur ayam adalah salah satu menu sarapan favorite bagi sebagian besar
masyarakat indonesia. Siapa sih yang tidak mengenal dengan menu sarapan satu
ini. Rasanya semua orang mengenal makanan ini yakni bubur ayam. Yang isinya
bubur nasi dengan bumbu khusus dicampur dengan suwiran ayam, kacang kedelai,
diguyur dengan kuah kari/kaldu.
Rasa makanan yang gurih dan disajikan hangat-hangat
dipagi hari sangat cocok dengan selera lidah Indonesia. Alasan kedua adalah
modal yang dibutuhkan tidak terlalu besar karena banyak warung bubur ayam yang
berbekal gerobak dan tenda untuk memulai berjualan. Hal utama yang harus
dimengerti dari usaha bubur ayam ini adalah resep yang cocok dan pastinya enak. Jika dilihat di internet maka kita akan
menemukan banyak resep yang bervariasi. Sebagai langkah awal, cobalah salah
satu resep tersebut dan pilihlah mana yang terbaik dan paling pas dilidah.
Seiring berjalannya waktu, kita bisa memodifikasi resep tersebut sesuai dengan
kebutuhan. Untuk perlengkapan yang dibutuhkan diantaranya :
1.
Gerobak
2.
Tenda
3.
Beberapa meja dan kursi
4.
Panci bubur
5.
Mangkok
6.
Sendok dan garpu
7.
Gelas
8.
Alat memasak
9.
Penampan
10.
Serbet
a) Pengamatan
·
Tempat Jualan
Untuk tempat jualan bubur ayam diperkotaan, kebanyakan yang saya lihat
mereka para penjual bubur ayam hanya memilih tempat yang strategis dan
bermodalkan tempat yang sangat sederhana. Seperti misalnya mereka hanya
bermodalkan gerobak, kursi, meja, dan tenda. Malah kadang yang saya lihat ada
yang tidak menggunakan meja, hanya kursi saja untuk duduk. Kebanyakan dari
mereka jarang yang memiliki toko. Namun ada juga penjual bubur ayam yang
menggunakan toko/ruko sebagai tempat jualan mereka, hanya saja mereka yang
sudah mulai usaha didalam toko biasanya yang sudah sukses menjalankan bisnisnya.
·
Kebersihan
Untuk kebersihan sendiri penjual bubur ayam kaki lima kadang ada yang
memperhatikan kebersihan lingkungan tempat mereka berjualan, ada juga yang
tidak memperhatikan sama sekali. Padahal hal yang satu ini sangat berpengaruh
sekali untuk menarik konsumen. Tetapi kebanyakan penjual yang berada
dikios/toko relativ lebih terjaga kebersihannya dibandingkan dengan pedagang
kaki lima.
·
Pelayanan
Untuk pelayanan bubur ayam yang berada dipinggir jalan semuanya relatif
sama. Kebanyakan mereka ramah, dan sering menanyakan toping apa yang
diinginkan. Jadi menurut saya dari segi pelayanan penjual bubur ayam sudah
sangat cukup.
·
Harga
Dari segi harga penjual bubur `ayam mematok harga yang berbeda-beda.
Mungkin hal ini bisa dilihat dari sisi lokasi dan keramaian yang ada. Contohnya
didepan gang saya tinggal ada penjual bubur ayam yang mematok harga Rp.6000,
dan ada juga seorang penjual di depan stasiun Pondok cina yang menjualkan bubur
ayamnya seharga Rp.10.000. mungkin karena didepan stasiun sangat ramai orang
yang berlalu lalang jadi penjual itu bisa mematok harga Rp.10.000. tetapi beda
harga beda juga banyak dan sedikitnya bubur ayam yang diberikan. Untuk bubur
ayam yang berada didalam toko biasanya agak sedikit mahal karena mereka juga
menyediakan fasilitas yang lebih yang tidak diberikan pada penjual bubur ayam
kaki lima. Contohnya jika di dalam toko kadang penjual memberikan layanan yang
lebih dan fasilitas yang lebih seperti berupa kipas angin/ac, wifi, tempat yang
nyaman, dan tentunya kebersihannya terjaga. Berbeda dengan penjual bubur ayam
yang berada dipinggir jalan yang hanya bermodalkan gerobak, kursi meja dan
tenda. Jadi harga yang mereka berikan pasti akan jauh berbeda.
·
Rasa
Untuk rasa sendiri setiap penjual bubur ayam pasti berbeda-beda. Saya ambil
contoh 2 penjual tadi. Penjual yang pertama dengan harga Rp.6000 menyajikan
rasa yang cukup enak menurut saya. Kuah kaldu yang diberikan sangat gurih dan
lezat. Hanya saja porsi yang diberikan untuk bubur dan topingnya relativ
sedikit, karena mungkin dicocokan dengan harga yang diberikan.
Untuk penjual yang ke dua, dengan harga Rp.10.000 menyajikan rasa yang
sedikit aneh. Karena kuah yang diberikan menurut saya mirip dengan kuah opor.
Tapi memang selera setiap orang berbeda-beda. Karna saya pecinta bubur ayam
dengan kuah kaldu. Jadi menurut saya
bubur ayam yang ke dua ini rasanya tidak seperti bubur ayam melainkan
seperti opor. Tetapi dengan harga Rp.10.000 penjual tadi memberikan bubur dan
toping yang sangat banyak. Contohnya seperti suwiran ayam dan kerupuk yang
banyak.
·
Penyajian
Untuk penyajian sendiri kebanyakan bubur ayam yang dimakan ditempat diberi
wadah mangkok lalu bubur diberi toping
diatasya lalu diberi kuah dan kadang ada penjual yang langsung menaburkan
kerupuk diatasnya ada juga yang dipisahkan dari bubur tersebut. Jika dibungkus diberi wadah sterofoam yang
dibungkus ulang dengan plastik. Lalu krupuk dipisahkan dari bubur tadi dengan
memberi wadah pada plastik, untuk penyajian kuah sendiri kadang ada yang minta
dipisah kadang juga ada yang minta dicampur. Itu sendiri selera konsumen. Ada
juga pedagang yang menambahkan berbagai macam sate pada hidangan buburnya
contoh seperti sate ati, sate usus, ataupun sate telur puyuh.
b)
Cara Menjalankan
Untuk menjalankan
usaha seperti ini tentunya kita harus sabar untuk bagi para pemula yang ingin
menjalankan usaha bubur ayam ini. Jika kita para pemula sebaiknya kita coba
untuk tidak memakai kios/toko. Cukup kita bermodal gerobak, peralatan dan
perlengkapan bubur, tenda, kursi dan meja.
Carilah tempat yang
strategis dan ramai untuk berjualan contohnya seperti dipinggir jalan raya,
depan kampus, depan sekolah, depan stasiun, pasar, didekat perkantoran, didepan
Mall dll.
Kita ambil contoh
untuk berjualan didepan kampus. Untuk berjualan didepan kampus sendiri kita
bisa mematok harga yang sedikit lebih miring karena target sasaran kita adalah
mahasiswa. Jika kita mematok harga RP.6000/7000 mungkin bubur ayam yang kita
tawarkan akan laris manis. Karena dengan harga seperti itu para mahasiswa pasti
akan membeli bubur ayam kita karena lebih terjangkau.
Pastikan lingkungan
sekitar tempat berjualann kita bersih dan tidak terlihat kumuh. Karena
kebersihan adalah hal utama yang paling dibutuhkan untuk menarik pelanggan.
Untuk rasa sendiri
kita harus memastikan bubur ayam yang akan kita jual rasanya enak/tidak. Carilah
resep bubur ayam diInternet, karen diInternet menampilkan banyak resep bubur
ayam yang berbeda-beda maka kita bisa mencobanya satu per satu dan pilihlah
resep menu yang menurut kita enak unutk diperjual-belikan. Usahakan mencari
bahan-bahan yang segar dan terjamin kualitasnya untuk membuat buburayam.
Contohnya untuk memilih beras usahakan pilihlah beras yang berkualitas super
dan wangi agar bubur ayam yang dibuat enak untuk disantap. Untuk ayam, pilihlah
ayam yang segar dan tentunya bukan ayam tiren.
Untuk toping sendiri
kita bisa menyajikan ayam suwir, kacang kedelai, kerupuk, taburan bawang
goreng, dan bisa ditambahkan berbagai macam sate. Tergantung harga jualnya
sendiri.
Untuk modal sendiri
kita bisa mamasukan modal sebesar Rp 4.500.000 dengan rincian sebagai berikut:
NO
|
Nama Akun
|
Debet
|
Kredit
|
1
2.
3.
|
Gerobak Bubur Ayam
Kas
Meja dan Kursi
Kas
Panci, Mangkok, Kompor, dll
Kas
|
Rp. 2.500.000
Rp. 1.000.000
Rp. 1.000.000
|
Rp. 2.500.000
Rp. 1.000.000
Rp. 1.000.000
|
Jumlah
|
Rp. 4.500.000
|
Rp. 4.500.000
|
Rincian untuk biaya
Operational per bulan:
·
Beras (5kg x @8.500/kg x 30 hari) = Rp. 1.275.00
·
Bumbu (bawang putih, cabai, kecap, kacang dll) = Rp.900.000
·
Ayam (@50.000/ekor x 30 hari) = Rp. 1.500.000
·
Kerupuk dan Minyak goreng = Rp.500.000
·
Gas Elpiji (@21.000 x 13 tabung)= Rp. 273.000
·
Plastik kemasan dan styrofoam = Rp. 250.000
Total Biaya = Rp. 4.698.000
Omset
per bulan :
·
Jika per hari
laku 50 mangkok/ lebih dengan harga jual Rp.7000/ porsi
·
Maka 50 x 7000 x
30 hari = Rp. 10.500.000
Laporan
Laba/Rugi per Bulan :
Laporan Laba/
Rugi
|
Pendapatan :
Rp.10.500.000
Beban
:
·
Biaya rupa rupa : Rp. 4.698.000
Total Beban :
(Rp. 4.698.000)
|
Laba
Rp. 5.802.000
|
c)
Analisa SWOT usaha Bubur ayam:
·
Strenght (Kekuatan) : saat ini bubur ayam adalah salahsatu makanan
yang banyak disukai oleh orang Indonesia, karena rasanya yang lezat, praktis
dan kebanyakan orang yang tidak sempat sarapan memilih bubur ayam untuk menjadi
santapan utama saat pagi hari. Karena harga yang ditawarkan sangat murah dan
terjangkau menjadikan usaha bubur ayam diminati oleh banyak konsumen.
·
Weakness (Kelemahan) : kelemahan pada usaha ini adalah saat ini
banyak sekali orang yang mendirikan usaha bubur ayam ini karena dilihat dari
sisi keuntungannya sangat menjanjikan. Hal ini menambah akan banyaknya pesaing.
Bahkan banyak juga bubur ayam yang didirikan dimall dan ditempat-tempat
tertentu dengan dekorasi yang keren. Sehingga kita harus membuat usaha yang
kita dirikan untuk lebih kreatif dalam mengemas usaha bubr ayam kita menjadi
usaha bubur ayam yang disukai oleh banyak orang.
·
Opportunities( Peluang ) : Peluang pada usaha ini sangat menjanjikan karena minat masyarakat akan
bubur ayam memang sudah terbukti. Karena kebanyakan masyarakat saat ini memilih
kepraktisan dibandingkan harus susah payah masak dirumah.
·
Threats( Ancaman ): Ancaman akan usaha ini
ialah akan cepat basi. Untuk itu kita harus berusaha sekuat mungkin untuk
menghabiskan dagangan kita pada hari itu juga. Karena jika sisa terlalu banyak
akan memakan modal yang sia-sia. Ancaman yang laiinya adalah banyaknya pesaing yang
akan meniru usaha kita karena usaha kita merupakan usaha yang memberikan
keuntungan yang lumayan banyak.
Kesimpulan
Setelah kita
amati ternyata usaha kecil dan menengah sangat memberikan keuntungan yang
lumayan besar, tergantung dengan bagaimana kita berniat untuk berusaha
mendirikan usaha itu sendiri. Contohnya seperti usaha bubur ayam diatas
memberrikan keuntungan yang cukup menjanjikan untuk setiap bulannya. Untuk
langkah awal membuka usaha bubur ayam ini lebih baik membuka usaha yang
sederhana terlebih dahulu dengan menggunakan gerobak, tenda, meja dan kursi.
Jika usaha yang kita dirikan dengan sederhana itu sukses dan meraup keuntungan
yang menjanjikan maka kita bisa mengubah usaha itu menjadi sebuah restoran yang
membutuhkan modal yang lebih. Atau bisa kita membuka cabang dengan membuat
gerobak bubur ayam yang lebih banyak.
Daftar Pustaka
:
Komentar
Posting Komentar