Pernahkah Kau Berfikir Untuk Kembali?

Angin menghempas, aku jatuh ! jatuh ditepi jendela, mencair, lalu menetes ditangan seseorang. Yess! Welcome to WINTER !
Seribu kata yang tak bisa ku ungkap, aku bahagia, gembira, dan mulai meneteskan air mata kebahagiaan. Aku tak pernah menyangka daun yang menghijau kini mulai terlihat putih tertutup olehku. Jalanan pun menyempit menjadi satu. Aku datang ! aku kembali ! ucapkanlah selamat datang setidaknya membuatku bahagia.~from salju to you my love~
1
Ia tiba distasiun menjelang senja dimusim dingin. Meskipun salju belum turun dengan derasnya, udara mulai merasa dingin menggigit, menusuk dalam jahitan demi jahitan sweater tebal yang ia gunakan.
Topi penghangat berwarna putih, sweater pink, celana jeans putih dan sepatu boots hari ini menemani perjalanannya dari Seoul ke Daegu
Tidak akan pernah ada yang berubah. Hari demi hari, minggu demi minggu dan tahun demi tahun semua tetap sama. Jembatan kuno itu masih berdiri kokoh dengan cat yang sama, air masih mengalir dengan sempurna. Ia kembali.... rindukah kau padanya? Angin dan salju telah menyapanya, lalu kau dimana? Kau dimana  sekarang?
Setiap kali ia melihat kesana dan kemari. Melihat punggung seseorang yang mungkin ia berharap adalah laki laki itu “KIM”. Menatap punggung itu pergi menjauh, entah siapa. Ia tidak mengenalnya. Dan Ia selalu berharap itu adalah Kim. Tepat seperti musim dingin tahun lalu untuk pertama kalinya mereka bertemu dan menyentuhkan tangan untuk saling mengenal satu sama lain. Ia masih mengingatnya, laki laki itu menunggu kedatangannya. Membawa payung berwarna merah, memakai kaos putih dan celana hitam. Tapi itu hanyalah masa lalu. Kenangan musim dingin tahun lalu. Dan hari ini, laki laki itu tidak menunggunya. Ia tidak datang ke stasiun ini. Kecewa. Itu yang sedang ia rasakan.
Ia pun melangkah menjauhi stasiun, masuk ke dalam toko roti yang sudah tua. Toko roti ini dibangun sejak zaman dahulu sekitar tahun 1990’an. Suasana ditoko ini sangat berbeda tentunya untuk orang sepertinya yang sedang menunggu seseorang yang entah dimana keberadaannya..
Ia memesan secangkir kopi dan roti itali. Sebentar lagi pesanan anda akan diantarkan silahkan anda duduk disebelah sana (sambil pelayan itu menunjukan tempat duduk yang kosong)
“Inikah Daegu? Apa semua pengunjung ditoko roti ini selalu orang yang berpasangan? Ahh harusnya aku kemari dengannya waktu itu.” (ia mulai bergumam, mungin merasa iri karna melihat semua orang yang berada disini adalah pasangan kekasih)
Tiba-tiba pesanannya datang, secangkir kopi dan roti. Diluar salju mulai turun ia hanya melamun dan memakan roti itu dan seringkali terlintas difikirannya “apakah laki laki itu akan datang, menjemputnya dan paling tidak berjabat tangan untuk menanyakan bagaimana kabarmu?”
Rasanya tak ada lagi yang harus diharapkan. Dua jam Luvvy menunggunya ditoko ini, padahal ia juga sudah mengemail Kim bahwa luvvy akan tiba di stasiun Daegu hari ini. Hanya Read yang ia dapat, tak ada balasan sama sekali. Mungkinkah ia sedikit terlambat? Atau ia mengacuhkanku?
Kini kesan penantian beku telah terasa, seolah semua telah siap, seolah panggung telah didirikan. Ia harus berani melangkah. Untuk apa berdiam diri? hanya untuk menantimu? Mengenangmu ?. Tunggulah sekejap kini ia memberanikan diri untukmelangkah sendiri! banyak hati yang akan hancur dan banyak juga yang akan terpulihkan. Banyak resiko yang harus diambil. Sudah ia ambil keputusan ini sakit/tidaknya akan ia hadapi bak seorang dewasa yang bertanggung jawab.
               
“TENGTONG! TENGTONG! TENGTONG!” (suara bell berbunyi berkali kali)
“Kreeeekkkk”  (suara pintu mulai terbuka). Betapa terkejutnya seorang wanita tua itu melihat cucunya. LUVVY!! Kapan kau kembali??!
“nenek..... aku sangat merindukanmu. Mereka langsung berpelukan.
“kenapa kau tak pernah bilang kalau kau ingin mengunjungi nenek. setidaknya nenek bisa masakan makanan yang banyak untuk mu?”
“aaahh nenek aku tidak ingin merepotkanmu. Tapi apakah luvvy bisa memakan ramyun hari ini? Ayolah nek luvvy lapar.
“baiklah baiklah apa yang tidak untuk cucu nenek ini. Kau tunggu sebentar disini ya, nenek akan buatkan ramyun yang spesial untukmu”.
Ia  mulai melangkahmendekati sebuah ruangan kecil, ya kamarnya. Masih tetap sama. Foto-foto itu masih bergelantungan ditepi jendela dan ada juga yang menempel di dinding kamar. “Jika aku biarkan tetap seperti ini bagaimana caraku melupakanmu?” sambil ia melirik dinding yang penuh kenangan tentang nya dan kim.
Satu persatu ia ambil foto foto itu. Mereka adalah sekumpulan kenangan kami setahun yang lalu. Bagaimana jadinya ini jika semua kenangan masih dalam area merenung nya. ia tidak berani membuang ataupun membakarnya. Biarkan saja mereka (para kenangan) tersimpan dengan rapi dikotak itu.
Tiba-tiba handphone itu berbunyi. Menandakan ada sebuah pesan singkat masuk.
Ia tak pernah menyangka. Dengan sedikit tebakan paling ini hanya spam belaka. Dan ternyata... ini adalah sebuah pesan singkat yang tiba tiba membuatnya kaget dan mungkin tidak akan percaya.
“Kau sudah tiba di Daegu?” 
Itulah isi pesan yang hampir membuatnya gila. Ya pesan singkat itu terkirim dari sebuah nomor yang ia jadikan favorite di handphonenya. Ya pesan itu dikirim oleh Kim!
Ia mulai bingung, apa yang harus ia balas? Jika ia membalas aku merindukanmu apakah Kim akan menjawab seperti itu juga? Atau mungkin sebaliknya? Atau mungkin Kim tidak akan meresponnya? Ya Tuhan tolonglah aku (sambil menghempaskan nafas dengan panjang dan ia mulai mengetik pesan singkatnya)
“jam 20;00 kuharap kau datang” sending message
Ohhh bagaimana ini kenapa aku mengiriminya pesan seperti itu,,?
(5 menit berlalu)
Tidak ada satupun balasan yang masuk. Apakah ia akan datang? Atau hanya akan membuat luvvy hanya menunggu. Baiklah mungkin kali ini ia akan mencobanya lagi.
Jam dinding menunjukan pukul 18:30. Dan ia harus bersiap-siap untuk menemui laki laki itu. “Apa yang harus ku kenakan?” mungkinkah sweater ini? Ah rasanya kuno, ia serin melihatku dulu mengenakan sweater ini. Baiklah mungkin aku harus berubah penampilan setidaknya akan membuat ia kagum”
Luvvy memilih sebuah baju You Can See dan celana jeans panjang warna putih. Sebenerannya ia tau keadaan diluar sana sangat tidak memungkinkan untuk memakai baju ini, tapi demi menunjukan suatu perubahan yang baik ia berani melakukan apapun. Walaupun ia harus kedinginan nantinya. Ia memoles sedikit wajahnya dengan make up. Cantik natural, itulah gayanya. Luvvy berfikiran pasti Kim akan kaget melihat penampilannya saat ini.
Tepat jam 19:42 ia mulai melangkah berjalan menuju sungai itu. Tak jauh dari rumahnya. Ia terus melirik sebuah jam ditangannya. Dan ia pun bertanya tanya apakah kim sudah menungguku disana?
Malam ini salju tidak turun, tetapi banyak sisa-sisa tetesan salju yang menutupi jalan. Dan ia berharap malam ini salju benar-benar tidak turun.
Tepat jam 20:00 ia berdiri didepan jembatan itu, dimana laki-laki itu. Mungkinkah ia akan sedikit terlambat? Ia mulai melangkah berjalan diatas jembatan yan dipenuhi salju yang mulai mencair. Gila memang gila. Dinginnya melebihi apapun. Tapi ia tetap ingin menunggunya, walaupun ia sendiri merasa kedinginan. Sudah lewat jam 20:00 sekarang menunjukan jam 20:15. Ia memang benar-benar telat. Apa yang ingin kau tunggu? Apa kau ingin mati kedinginan lalu membeku disini ? tubuhnya mulai bergumam tidak jelas. Tapi hatinya menyuruhnya untuk menunggu dan memberi kesempatan beberapa menit lagi.
Ia memang sudah benar-benar tidak telat tapi ia tak punya keinginan untuk menemuinya. Tapi apakah laki –laki itu tak memikirkan sisi lain bagaimana luvvy menunggunya dissini?
Laki-laki jahat!
“THE MOST” (sebuah kantor majalah terkemuka di Daegu)
Tepat dilantai 6 ruang meeting. Disana masih banyak orang yang berkerja dan berdebat dengan pendapatnya pada malam ini. Ya disisi kanan, ia lah yang bernama KIM. Ia berkerja sebagai pimpinan redakasi.
Ia melirik jam tangan hitam yang ia pakai. Jam 20:20 apakah ia sudah benar-benar terlambat?
“saya kira meeting cukup sampai disini, saya ada urusan penting yang sangat mendadak. Kita bisa lanjutkan meeting pada esok hari sekian”
Ia mengambil jas dan mantelnya. Lalu ia bergegas lari menuju jembatan itu.
“Dimana kau? Benarkah aku terlambat untuk kesekian kalinya? Kau benar-benar tak ingin menungguku.” Laki-laki itu mulai berjalan menyusuri jembatan. Ia melihat kiri kanan sembari menatap wajah wajah tertentu yang mungkin ia harap wanita itu masih menunggunya disini.
Ada sebuah punggung yang  mulai berjalan menjauh dari jembatan. Tapi dilihat dari sisi penampilan itu bukanlah gaya luvvy. Dimana kau sekarang?!
Punggung yang tak lama menjauh tadi mulai membayang-bayangi pikirannya. Mungkinkah itu luvvy? Bagaimana jika punggung tadi benar-benar luvvy?
Ia berlari mengejar punggung yang menjauh dari jembatan itu tadi.
HEII !!! (sambil membalikan pundaknya)
“Jadi benar kau?”
Luvvy tersentak, ia tidak akan tahu jika kim benar-benar akan menemuinya.
“Kim...??” dengan bibir yang rada bergetar karena kedinginan ia mengatakan nama lelaki itu dengan penuh tanda tanya.
laki-laki itu melihati penampilannya dari atas hingga bawah. “kau tak punya akal pikiran? Apa kau sebodoh ini? Kau tau ini musim apa ? dan ini malam hari bukan pagi hari lagi! Kenapa kau memakai pakaian seperti ini !? (ucap kim dengan nada marah)
“disini siapa yang harusnya marah, style ku kenapa menjadi urusanmu sekarang. Harusnya disini aku yang berhak marah. Kau harusnya datang jam berapa dan sekarang sudah jam berapa? Apa kau tau rasanya aku menunggumu dijembatan ini sendiri dan berperang melawan dinginnya salju yang mulai turun itu seperti apa? !! (dengan nada yang meninggi luvvy mulai mencurahkan semua apa yang ia rasa tentang bagaimana rasanya menunggu)
“luvvy dengarkan alasanku terlebih dahulu, aku hari ini ada meeting, tapi aku memang mempunyai niat untuk menemuimu hari ini, walaupun aku tidak bisa tepat waktu tapi setidaknya aku memiliki hasrat untuk menemuimu hari ini” (sambil melepas mantelnya dan ia menyelimutkan mantelnya ke punggung luvvy)
“kau tahu betapa dinginya malam ini?  Kenapa kau membuatku khawatir, kenapa kau tidak memakai sweatermu? Aku tidak menyukainya “ (sambil menunjuk style yang saat ini ia kenakan)
Luvvy hanya berdiam dan menundukan kepalanya.
“haruskah kita ke toko roti?” (tanya Kim)
“baiklah” (ucap luvvy dengan singkat)
Tiba-tiba ia kehilangan alam sadarnya saat ia berada disamping Kim. Inikah mimpi? Atau benar benar kenyataan?
“kau tahu apa makanan dan minuman kesukaanku kan? Pesankan saja aku itu”
Dulu mereka sering sekali bertemu ditempat ini walaupun hanya sekedar meminum kopi saja. Jadi antara Kim dan Luvvy mereka berdua saling tahu menahu tentang apa yang mereka sukai ditoko ini.
“coffelate dan roti isi strawberry kesukaanmu tuan puteri” (dengan nada yang sama kim mencairkan suasana melamunnya menjadi kenyataan)
“kapan kau tiba didaegu? (tanya kim)
“seperti tahun lalu saat kita pertama bertemu distasiun itu”
Luvvy sengaja mengingatkannya pada kenangan masa lalu saat mereka pertama bertemu distasiun itu.
“ohh ya yaa aku ingat” (ucap kim)
“kenapa kau tak datang? Kau tak pernah berfikir bahwa aku menunggumu disana? 1 jam 2 jam? Berapa lama yang kau butuhkan agar kau bisa datang waktu itu?”
“tolong Vy kita baru saja bertemu setelah sekian lama kita tidak pernah ada kabar, kau ingin merusak suasana kita malam ini?” (ucap Kim)
“kau ingin aku seperti apa? Melupakan semua begitu saja? Kau masih sama!”
Luvvy mulai bergegas meninggalkan toko itu.
Ia benar-benar pergi dan menghilang begitu saja dibalik lampu remang-remang itu.
“pesan masuk”

“bagaimana bisa kau meninggalkanku disini sendiri? Kau memang tak pernah berubah”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BAB 9: PENILAIAN PRESTASI KERJA

Perencanaan Bisnis & Contoh Proposal Bisnis Catering

BAB 8: PROMOSI DAN PEMINDAHAN